ruangpottlot.com, Pandeglang – Ratusan warga Kecamatan Cibitung yang terorganisasi dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Cibitung (AMMC) melakukan Aksi Unjuk Rasa di Kantor Bupati dan Dinas PUPR Kabupaten Pandeglang (22/06/2021). Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan Warga Masyarakat Cibitung atas sarana Infrastruktur yang tak kunjung dibangun.
Aksi Unjuk Rasa dimulai sekitar pukul 13.00 Waktu Pandeglang di halaman Gedung Dinas PUPR sebagai titik pertama aksi.
Korlap Aksi, Neng Yati; dalam orasinya Menuntut DPUPR untuk segera mempercepat Seluruh Pembangunan di Kecamatan Cibitung khususnya dalam hal Infrastruktur dan Meminta kejelasan DPUPR atas keterlambatan pembangunan di wilayah Kecamatan Cibitung. Yati mengungkap bahwa di Kecamatan Cibitung pada bulan Juni ini harusnya sudah ada realisasi pembangunan untuk ruas jalan Cikadu-Pasir Nangka oleh Dinas PUPR dengan Pagu Anggaran 1,29 Milyar, tetapi bulan sudah hampir berlalu pekerjaan belum juga dibangun.
“Tidak ada alasan apapun untuk memperlambat Pembangunan yang sudah dianggarkan, karena di Cibitung, Kami Menjerit! anak sekolah harus memakai sandal dan menjinjing sepatu agar bisa mengikuti upacara di hari senin, tidak ada angkutan umum, jalan ke sekolah pun melewati hutan; yang sakit harus ditandu karena jalan sulit dilintasi oleh kendaraan baik roda 2 maupun 4; yang selesai operasipun harus menahan sakit diperjalanan karena jalan yang dilewati sudah seperti pemandian kerbau, belum lagi para pengusaha kecil maupun menengah harus bersusah payah membawa barang belanjaannya agar tidak ada yang rusak, sering sekali barang belanjaannya jatuh, harga bahan pokok pun sangat mahal karena akses jalan yang dilaluinya sangat sulit; ditambah banyak yang kecelakaan akibat Jalan yang licin. Ini Real yang Kami rasakan selama ini”, ujar Yati.
Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kab. Pandeglang, Ade Taufik saat menemui para pendemo mengakatan apa yang jadi tuntutan masyarakat cibitung terkait infrastruktur dalam hal ini pembangunan jalan Cikadu-Pasirnangka- yang berada di Kecamatan Cibitung masih tahap proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP). Dirinya meminta bersabar kepada masyarakat cibitung, mudah2an lancar dan tidak ada kendala bulan juni ini sudah keluar hasil pengumuman lelangnya, terang Ade.
Sekitar pukul 15.00 WIB, Massa Aksi bergerak dengan berjalan kaki (long march) menuju kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Pandeglang. Di halaman Setda, Massa yang terlihat rapi menggunakan masker dan membawa hand sanitizer tersebut kembali melakukan Orasi menyampaikan tuntutan-tuntutannya kepada Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang.
Yati menyampaikan agar INTAN (Irna Narulita dan Tanto Warsono Arban-Red) Memenuhi janji politiknya yaitu dengan misi memaksimalkan infrastruktur untuk akses pendidikan, kesehatan dan pertumbuhan ekonomi, menjadikan kabupaten Pandeglang Jaka Mantul, Jalan Kabupaten Mantap Betul. Selain itu infrastruktur jembatan dan jalan rusak yang menghubungkan kecamatan, desa dan antar kampung juga menjadi rencana misinya yang harus menjadi prioritas.
Lebih Lanjut Yati mengungkapkan bahwa masyarakat Cibitung merasa telah di-anaktiri-kan oleh Ibu Kandungnya sendiri yaitu kabupaten Pandeglang, masyarakat Cibitung sudah sangat lelah melihat infrastruktur yang bisa di bilang sudah tidak layak pakai padahal infrastruktur merupakan urat nadi perekonomian, kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
“Bupati mestinya tahu diri dan merasa malu kepada kami masyarakat Cibitung karena hasil Pilkada tahun 2020 berdasarkan data penetapan KPU Pandeglang, 80% Masyarakat Kecamatan Cibitung mendukung pasangan INTAN yang berarti berkontribusi paling besar dalam raihan suara hingga memenangkan Pemilihan. Hal ini harusnya menjadi bahan pertimbangan Bupati untuk menjadikan Cibitung sebagai skala Prioritas khususnya dalam pembangunan infrastruktur. Bukan tanpa alasan warga Cibitung mendukung INTAN, tapi karena satu alasan yaitu menaruh harapan besar agar Pembangunan di Kecamatan Cibitung menjadi Prioritas, tidak lagi tertinggal kesejahteraannya”, Tegas Yati dalam Orasinya.
Aksi Unjuk Rasa tersebut berjalan aman dan tertib, diterima oleh Asda III Pandeglang Kurnia Satriawan; dengan mengajak dialog kepada beberapa perwakilan pengunjuk rasa. Asda III menyatakan ucapan terima kasih kepada pengunjuk rasa atas aspirasi yang disampaikan, dirinya akan segera menyampaikan aspirasi masyarakat Cibitung kepada Bupati.
Dalam kesempatan yang sama Yati selaku perwakilan pengunjuk rasa memberikan “kado” untuk Pemkab yang diterima oleh Asda III, kado tersbut diketahui berisi lumpur yang diambil dari jalan Cibitung yang rusak.
“Ini kami berikan sebagai simbol bahwa kami setiap hari selalu berjalan di atas tanah penuh lumpur, kami juga kecewa Bupati tidak dapat menemui kami hari ini”, ujar Yati.
Sementara Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang diketahui tidak berada di kantornya sampai Massa Aksi membubarkan diri. (dr/yh)